SISTEM ASESMEN PROFIL

"Citra Diri adalah kunci untuk kepribadian dan perilaku seseorang.
Ubahlah citra diri, dan Anda akan mengubah kepribadian dan perilaku – Maxwell Maltz"

Bagaimana seseorang menilai dirinya sehingga mengarahkan dia dalam berpikir dan berperilaku sehari-hari adalah wujud dari citra diri yang dipersepsikannya. Namun, pihak lain kerap menangkap persepsi yang berbeda tentang dia mengacu kepada kecenderungan perilaku yang dominan dan sering muncul, sehingga tanpa sadar muncul stigma dan klaim diri, “saya memang begitu sudah dari sono-nya.”

Contohnya, apabila kita sering hadir tepat waktu pada saat sedang janjian, orang lain juga akan menilai bahwa diri kita disiplin dan hal tersebut selaras dengan citra diri yang ingin kita bangun di mata orang lain bahwa kita adalah seorang yang rajin, tepat waktu, dan bertanggung jawab dengan janji. Jika hal itu positif, kita semakin senang dan menikmati predikat itu dan memperkuat citra diri kita. Namun, tak jarang pula kita mendapati pemberian label atas gambaran yang sebetulnya bisa jadi bukan kita, atau kita yang berupa “masking” karena dibentuk dari luar, bukan proses dari dalam yang menyeruak ke luar, sehingga kita kerap menyembunyikan rasa tidak nyaman karena ketidakselarasan; lalu tanpa sadar membiarkan diri kita terbelenggu dalam citra diri yang inkoheren. Lambat laun, kita menyadari ada yang salah di dalam diri kita, namun kita tidak tahu apakah itu.

Sebagian orang tidak menilai penting tentang citra diri yang sejati ini. Mereka hepi dengan citra diri yang berupa bungkus luar, dan merasa tidak ada masalah dengan itu. Sebagian yang merasa ada masalah, lantas berupaya mencari tahu melalui pelbagai macam tes kepribadian.

Klasifikasi di dalam tes kepribadian adalah sah, karena itu memudahkan kita untuk memberikan gambaran hasil. Akan tetapi, itu menjadi sebuah simplifikasi dan bisa jadi generalisasi atas gambaran profil seseorang tentang citra dirinya. Klasifikasi menghasilkan stigma, dan stigma memperkuat proses kepastian peran yang melekat kepada predikat atau fungsi, sehingga pada kelompok orang yang ingin mengembangkan dirinya timbul batasan-batasan formula sukses. Orang dengan tipe seperti ini akan sukses kalau begini. Orang dengan kecenderungan perilaku semacam ini bisa sukses jika melakukan hal-hal ini.

Padahal, sukses itu bukan tujuan. Sukses adalah perjalanan dari satu keberhasilan kepada keberhasilan lainnya.

Setiap orang pada dasarnya terus-menerus membentuk kepribadian dalam proses kehidupannya seperti yang dikatakan oleh Albert Camus, “Kita secara terus menerus membentuk kepribadian seumur hidup kita, dan apabila kita sampai bisa memahami siapa kita sebenarnya dengan sempurna, sesungguhnya saat itulah kita mati.”



Berdasarkan gambar di atas, kita harus menyadari bahwa ada banyak faktor yang mempengaruhi kepribadian seseorang di saat ini. Bagaimana kepribadian itu berproses karena sistem nilai yang ditanamkan sejak kecil oleh keluarga, pola ajar yang diterima sejak dari masa kecil, beban kurikulum dan tuntutan lingkungan, peluang dan tantangan yang dihadapi sehari-hari ketika sudah beranjak remaja dan dewasa, serta lingkungan tempat bekerja.

Kita tidak menyadari bagaimana sistem nilai dari pola ajar itu membentuk pola belajar seseorang, sehingga banyak orang terjebak kepada solusi mencari berbagai kelas pelatihan untuk memperlengkapi diri namun abai mengenali citra dirinya sendiri.

Banyak peristiwa yang terjadi dalam hidup, seperti kenangan dan keterikatan seseorang terhadap masa lalunya, ketakutan dan kekhawatirannya akan masa depan serta tekanan yang dirasakan di saat ini berpengaruh terhadap proses seseorang membentuk dirinya. Dan itu ikut membangun paradigma berpikir dia tentang hidupnya dan cara dia mengisi kehidupan.



Memori tidak hanya berupa ingatan visual dan audio, tetapi juga dalam bentuk perasaan. Hal-hal yang tersimpan dalam memori itu ikut mempengaruhi cara seseorang membentuk kepribadiannya.

Dan karena alasan tersebutlah, maka pendekatan yang kami lakukan dalam asesmen ini bukanlah melalui cara klasifikasi namun dengan cara identifikasi. Proses identifikasi menimbulkan relevansi atas pengenalan tentang parameter-parameter khusus yang diukur. Anda tidak diukur kepada suatu indikator baku idealisme profil sukses, melainkan Anda diukur kepada diri Anda sendiri. Pola yang diukurkan kepada Anda adalah pola Anda sendiri, bukan pola orang lain.



Sistem Asesmen Profil ini akan memberikan gambaran identifikasi profil seseorang dalam format jaring 360 derajat yang saling berkolerasi yang mencakup berbagai aspek yang dipetakan lebih lanjut.

Have a question or need a custom quote?

Email : info@profilku360.com